-->
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Perempuan Berkalung Duri

 

Foto oleh Wellington Cunha dari Pexels




Saatnya perempuan itu memakai kalung berduri. Kalung yang selama ini Ia simpan di tempat rahasia. Sebuah ruang yang tidak sembarang orang bisa memasukinya. Hanya orang-orang pilihan diperbolehkan masuk, bila bukan orang pilihan maka akan binasa mereka. 


Perempuan itu memakai kalung berduri di saat yang tepat, dimana orang-orang mulai mengusik keberadaannya. Dulu Ia dianggap lemah dan dipandang sebelah mata, keberadaannya ditiadakan. Ketika Ia meringkuk dalam kesakitan, semua mata berpura-pura tidak melihatnya. Perempuan itu harus melindungi diri sendiri. Kalung berduri adalah perisai pilihan. 


Bukan kalung sembarang kalung yang dipakai perempuan itu, karena kalung berduri akan tumpul durinya pada orang berhati bersih, tapi akan runcing bila berhadapan pada manusia bermuka dua. 


Teramat lelah, selama ini Ia diam ketika Dunia terasa tidak bersahabat. Ia diam dengan semua tudingan yang selalu mengarah padanya, telunjuk-telunjuk bak senjata tajam. Ia sendirian ketika semua Memilih hidup penuh kepura-puraan. Saatnya perempuan itu turun panggung.  


Perempuan itu harus menjaga diri sendiri, berkalung duri sebagai perisai baginya, tak sembarang orang boleh menyentuhnya. Mata perempuan itu dulu terlihat lemah, sekarang mata itu terlihat garang, seperti burung Elang mencari mangsa. 


Perempuan berkalung duri, selalu waspada dan tidak percaya mulut-mulut manusia yang penuh kemunafikan. Hanya manusia yang sebenar-benarnya manusia. Yaitu manusia pilihan. 


Ketika perempuan itu berada di tangga teratas, semua mata baru tertuju padanya, berbondong-bondong memohon pada perempuan berkalung duri untuk turun dari anak tangga. Dipaksa kembali di tangga terbawah. 


Perempuan berkalung duri yang susah payah menaiki tangga seorang diri, teguh pendirian di tangga teratas. Mereka tidak mengetahui banyak lika liku untuk mencapai tangga teratas, proses yang menyakitkan. Sekarang dipaksa untuk turun.


Tidak sekali lagi tidak! Biarlah Ia di tangga teratas sampai saatnya tiba. Bukankah semua melalui proses? 


ADSN1919

Apriani1919
Apriani1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam karena itu membuat aku tiada secara perlahan

12 komentar untuk "Perempuan Berkalung Duri"

Warkasa1919 10 Oktober 2021 pukul 18.24 Hapus Komentar
Inspiratif 😊👍👍
Budi Susilo 10 Oktober 2021 pukul 18.53 Hapus Komentar
Mantap
Rumah Fiksi 1919 10 Oktober 2021 pukul 19.49 Hapus Komentar
Terimakasih mas ☺️😁
Rumah Fiksi 1919 10 Oktober 2021 pukul 19.50 Hapus Komentar
Terimakasih om Budi ☺️
Katedrarajawen 11 Oktober 2021 pukul 10.47 Hapus Komentar
Bagus nian
Rumah Fiksi 1919 11 Oktober 2021 pukul 12.00 Hapus Komentar
Makasih pak Katedra 😁
Nitamarelda.com 11 Oktober 2021 pukul 15.46 Hapus Komentar
Keren mb
Ayra Amirah 13 Oktober 2021 pukul 19.53 Hapus Komentar
Wah, perisai pilihan yang...
Dewi Leyly 16 Oktober 2021 pukul 01.14 Hapus Komentar
Mantabz mb Dinn...❤️👍
Rumah Fiksi 1919 23 Oktober 2021 pukul 17.33 Hapus Komentar
Makasih mba Nita
Rumah Fiksi 1919 23 Oktober 2021 pukul 17.34 Hapus Komentar
Hai mba Ayra makasih sudah mampir
Rumah Fiksi 1919 23 Oktober 2021 pukul 17.34 Hapus Komentar
Ada peri Gigi, senengnya