Perempuan Fiksi Tidak Sendiri
Perempuan Fiksi Tidak Sendiri |
Hujan deras membasahi bumi
Kokok ayam tiba-tiba berhenti
Jentik nyamuk di genangan menggeliat
Seekor tupai mengharap makanan
Terduduk di lantai basah
Menggores kata-kata bergulung
Bagai mengurai benang kusut
Pekerjaan yang tak mungkin, tapi mungkin
Memahat siluet menjadi patung
Menutup mata-mata bernafsu
Merasa, bertopeng tidak merasa
Meronta didalam hati
Enyahlah para pegundal bergincu
Jangan menafsirkan yang jadi milikku
Tak akan aku biarkan siapapun menyentuhnya
Tak sembarang boleh menyentuh keris itu
Tak perlu menggambarkan keindahan
Kata tersembunyi dalam diksi
Perempuan Fiksi bisa mengurai diksi tersembunyi
Jangan bermain-main tentang rasa yang bukan pada tempatnya
Bersembunyi dibalik indahnya rembulan
Atau bersembunyi dibalik gelapnya malam
Perempuan Fiksi melihat dari rasa
Pergilah jangan merengek dan meminta belas kasihan
Terlihat sendiri, Perempuan Fiksi tidak sendiri
Tak perlu mengurai kata-kata manis
Apalagi senyum kepalsuan
Tikus hitam akan tertawa terbahak-bahak
Jangan pernah memegang ujung selendang
Biarkan tertiup angin
Mengabarkan pada dunia
Bahwa Perempuan Fiksi tidak sendiri
Langkah ini terasa ringan wahai pecundang
Para pengiring tersembunyi dibelakang Perempuan Fiksi
Langkah halus tak terdengar
Melibas para pecundang
Jangan remehkan kelemahannya
Karena itu kekuatannya
Amarah ini memang tertahan
Jangan sampai membakar yang terlihat
Berhati-hatilah, persediaan rasa kasihan menipis
Jangan sampai tinta merah menjadi darah
Diam bukan berarti tidak tahu
Ada saatnya diam dan ada saatnya bergerak
Ingatlah, Perempuan Fiksi tidak sendiri
Buka mata lebar-lebar
Siapa di samping Perempuan Fiksi
Jadi, enyahlah dari hadapan Perempuan Fiksi!
ADSN1919
10 komentar untuk "Perempuan Fiksi Tidak Sendiri"
Salam, Mbak Din.
Salam hangat dariku ☺️
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.