Ruang Berbagi Ilmu dan Pengetahuan

✍️ Tulis ceritamu...

Menulis sebagai Tindakan Melawan Diam

Deskripsi gambar yang relevan
Menulis sebagai Tindakan Melawan Diam
| pembaca

Dalam sejarah peradaban manusia, suara-suara yang tertindas kerap dibungkam, dilemahkan, atau dipinggirkan. Ketika kekuasaan tak memberikan ruang untuk bicara, dan ketika keberanian lisan dibungkam oleh rasa takut, maka menulis menjadi salah satu bentuk perlawanan paling radikal namun senyap.

Menulis bukan sekadar aktivitas intelektual atau ekspresi pribadi. Ia adalah tindakan politik. Dalam setiap kata yang dituliskan, ada kesadaran, keberanian, dan kehendak untuk tidak tunduk. Dalam banyak rezim otoriter, buku dibakar, jurnalis dipenjarakan, dan opini dikontrol — semua itu bukan tanpa alasan. Mereka tahu: tulisan dapat mengguncang struktur kekuasaan. Tulisan mampu meruntuhkan konstruksi kebohongan yang telah lama dibangun.

Dalam konteks yang lebih personal, menulis adalah cara mempertahankan identitas. Saat narasi dominan terus menghapus keberagaman suara, menulis menjadi alat untuk merebut kembali hak untuk bercerita — hak untuk menentukan siapa kita, apa yang kita alami, dan bagaimana kita ingin diingat.

Menulis adalah bentuk perlawanan terhadap pelupaan.
Dalam masyarakat yang bergerak cepat dan cenderung melupakan, menulis menjadi pengingat. Ia mengabadikan kebenaran yang berusaha dikaburkan. Ia menyimpan luka kolektif yang belum sempat sembuh. Ia adalah arsip dari jeritan yang tak terdengar, dan perlawanan terhadap penghilangan yang sistematis.

Menulis juga adalah bentuk perlawanan terhadap pasrah. Dalam dunia yang terus menyuruh kita untuk menerima keadaan, menulis menjadi upaya untuk bertanya, menggugat, dan menolak. Di balik setiap esai yang kritis, setiap puisi yang mengguncang hati, dan setiap opini yang menggugah kesadaran — terdapat semangat untuk tidak tunduk begitu saja pada ketidakadilan.

Dan yang terpenting, menulis memberi ruang bagi siapa pun untuk melawan, tanpa harus menjadi tokoh besar, tanpa harus memegang senjata. Dalam tulisan, rakyat jelata bisa bersuara. Yang miskin bisa menjadi saksi. Yang tertindas bisa bersaksi. Dan dari saksi-saksi itulah, kebenaran memperoleh kekuatan.

Maka menulis, pada akhirnya, adalah bentuk perlawanan terhadap sunyi yang dipaksakan.
Ia adalah keberanian untuk tetap bersuara, meski dunia mencoba membuat kita diam.
Ia adalah bukti bahwa meski kita bukan siapa-siapa, kita bisa mengatakan sesuatu.
Dan ketika banyak orang mulai menulis, maka diam tak lagi menjadi norma — ia menjadi bentuk penindasan yang dilawan bersama.

Baca Juga

Direkomendasikan untuk Anda

Rp 3.410.445
Jasa Pembuatan Website siap pakai di Pekanbaru
Rp 1.878.293
Jasa pembuatan blog siap pakai di Pekanbaru
Rp.25.000,
Berlangganan Konten Premium Rp.25.000,00 sekali baca atau Rp.120.000,00 per tahun
Rp.110.000,
Toko Buku Onlie
Lihat harga
Jika Anda berminat bisa menghubungi kami
Lihat harga
Jasa Pembuatan Peta dan Pemetaan yang 1919 Mapping

Ruang Berbagi Ilmu dan Pengetahuan