-->
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Motivasi Eksternal Dapat Meningkatkan Gairah Kerja


Motivasi Eksternal Dapat Meningkatkan Gairah Kerja
Foto oleh Julia Larson dari Pexels

Motivasi ada dua macam, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas, supaya mendapat hasil yang memuaskan. Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar individu tersebut.

Motivasi merupakan salah satu komponen dari Kompetensi Kewirausahaan, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Tugas pemimpin memang berat, karena banyak yang harus dipikirkan dan diselesaikan, terkadang harus segera mengambil keputusan secara cepat. 


Seorang pemimpin harus pintar membagi tugas pada semua personil yang ada di tempat atau sekolah yang dipimpinnya. (Mohon maaf saya mengindari kata atasan dan bawahan, saya memakai istilah personil atau rekan kerja).

Tugas Kepala Sekolah tidak bisa dipungkiri, sangat banyak dan padat, bila tidak pandai membagi tugas pada guru-guru, seorang pemimpin dalam hal ini Kepala Sekolah akan kerepotan sendiri dan tugas tidak akan selesai tepat waktu. 

Kepala Sekolah harus lincah dalam membagi tugas pada guru-guru, mengetahui kemampuan setiap personil, jangan sampai salah memberi tugas, karena tidak semua guru mengerti atau menguasai IT.  Kepala sekolah harus memahami kelebihan dan kekurangan guru yang ada di sekolah yang dipimpinnya.


Saya pernah mempunyai pengalaman, ketika ditempatkan di Sekolah baru, saya selalu melakukan analisis SWOT (strengths / kekuatan, weaknesses/kelemahan, opportunities/peluang, threats/ancaman) terlebih dahulu sebelum membagi tugas pada guru-guru, dalam mengambil keputusan selalu dipertimbangkan, bila mengambil keputusan A akibatnya apa, mengambil keputusan B resikonya apa. Saya tidak mau keputusan yang saya ambil bisa salah dan berbalik ke diri saya sendiri. 

Seringkali pemikiran Guru dan Kepala Sekolah berbeda, mereka ingin mengambil keputusan cepat tanpa memikirkan akibatnya, tapi Kepala Sekolah,  khususnya saya memikirkan dari berbagai sisi, karena ketika kita salah mengambil keputusan maka Kepala Sekolah yang akan dicari bukan guru. 


Kembali kepada pembagian tugas guru, saya selalu mencari info terlebih dahulu pada guru yang dituakan di sekolah tersebut. Dari situ saya bisa mengambil keputusan dalam membagi tugas pada mereka. 


Di Sekolah A tempat tugas saya yang lama, ada seorang guru yang sangat tertutup dan pendiam, oleh Kepala Sekolahnya hanya diberi satu tugas, yaitu memegang koperasi. Diam-diam saya memperhatikan kinerja guru tersebut, saya sering mengajak bicara  dan bercanda. Saya melihat guru tersebut sangat mumpuni di IT, tekun dan penuh tanggungjawab dalam menjalankan tugas. 


Saya sengaja memberi tugas lain padanya dan Alhamdulillah hasilnya selalu memuaskan dan tepat waktu. 

Hasil diskusi saya dengan guru senior, saya mengambil keputusan untuk memberikan tugas tambahan, yaitu  membuat dan menyusun kurikulum sekolah atau Dokumen 1. 


Sengaja saya membiarkan dia belajar aktif bertanya pada Pengawas Bina dalam penyusunan kurikulum sekolah tersebut. Saya memotivasi padanya bahwa dia bisa menyelesaikan tugas tersebut dan saya memberikan arahan padanya. Sesuai perkiraan saya, guru tersebut bisa menyelesaikan tugas sesuai dengan yang diharapkan. 


Saya melihat banyak perubahan pada guru yang dulu pendiam dan kurang dipercaya oleh Kepala Sekolah sebelumnya karena terlihat masa bodoh, tapi setelah saya memberi kepercayaan padanya, guru tersebut melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh. 

Saya juga sengaja meminta guru itu untuk menjadi MC pada kegiatan sekolah dan Alhamdulillah dia bisa dan lancar berbicara di depan umum. 


Saya merasa bangga bisa menumbuhkan rasa percaya diri pada guru tersebut, yang dulunya dipandang sebelah mata, karena jarang berbicara dengan rekan guru dan Kepala Sekolah merasa segan melihat sikapnya yang super diam, padahal guru tersebut banyak talentanya yang tersembunyi.

Terkadang kita meremehkan orang yang terlihat diam dan terkesan tidak bisa apa-apa, padahal sekalinya beraksi bisa membungkam yang lainnya. 


Saya banyak belajar pada guru-guru yang saya temui, mereka ingin dianggap ada dengan cara masing-masing, dan Kepala Sekolah harus peka terhadap mereka, karakter setiap guru itu berbeda.

Sekali lagi, lima kompetensi Kepala Sekolah seperti, kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial   memang harus dikuasai oleh  Kepala Sekolah. 


Tulisan ini bukan untuk menggurui rekan-rekan Kepala Sekolah, saya hanya berbagi pengalaman dan mohon dimaklumi bila ada kata-kata yang dirasa kurang tepat. Salam.


ADSN1919







Rumah Fiksi 1919
Rumah Fiksi 1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

7 komentar untuk "Motivasi Eksternal Dapat Meningkatkan Gairah Kerja"

Warkasa1919 25 Maret 2022 pukul 16.53 Hapus Komentar
Terimakasih untuk artikel nya Mbak Din, inspiratif 😊👍
Rumah Fiksi 1919 25 Maret 2022 pukul 20.45 Hapus Komentar
Sama-sama mas Warkasa dan terimakasih telah membacanya 🙏
celotehnur54 26 Maret 2022 pukul 17.52 Hapus Komentar
Sering nya memang begitu. Seseorang yang pendiam itu dipandang sebelah mata oleh rekan yang lainnya. Padahal sesungguhnya dia punya segudang kelebihan
Rina 26 Maret 2022 pukul 18.34 Hapus Komentar
terima kasih banyak ibu kepala sekolah yang baik hatinya.🥲
Rumah Fiksi 1919 27 Maret 2022 pukul 06.31 Hapus Komentar
Terimakasih jempolnya pak Budi
Rumah Fiksi 1919 27 Maret 2022 pukul 06.32 Hapus Komentar
Iya nek seperti itu padahal yang pendiam itu banyak talenta tersembunyi ☺️
Rumah Fiksi 1919 27 Maret 2022 pukul 06.33 Hapus Komentar
Sama- sama Bu Rina 🤗🤗