Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Andai Waktu Bisa Diulang

Andai Waktu Bisa Diulang

Andai waktu bisa diulang, aku tidak akan memilih dan tidak seperti ini

Sayang sekali waktu tidak bisa diulang dan tidak bisa kembali

Alangkah baiknya menata hati dan menjaga mata 

Tak elok membuka buku yang sudah tertutup rapat

 

Semua manusia mempunyai cerita tersendiri 

Satu sama lain berbeda kisahnya sesuai takaran yang sudah di tentukan Sang Pencipta

Tak mungkin kita protes pada-Nya atas garis kehidupan yang harus kita jalani 

Perbaiki, perbaiki dan perbaiki itu lebih elok 

Tak perlu menghadirkan yang sudah kita lewati 

Tak perlu menyalahkan masa yang terlewati 

Karena masa yang sudah terlewati tidak sama 

 

Tak perlu menyamaratakan kisah seseorang dengan kisah yang lain 

Mereka dengan kisah dan pengalaman sendiri

Kita dengan pengalaman masing-masing

Daun tidak akan jatuh ke bumi tanpa se-ijin-Nya

Andai bisa melipat waktu 

Banyak waktu yang ingin dilipat

 

Tak perlu menjalani semuanya 

Biar langsung ke titik puncak 

Andai bisa memilih 

Akan dipilih warna warni kehidupan sesuai keinginan 

 

Rasa bahagia itu pasti banyak yang memilih 

Rasa kecewa tidak ada yang memilih 

 

Keadilan Sang Pencipta

Manusia tidak bisa memilih sekehendak hati 

Bila selamanya merasakan rasa bahagia manusia lupa dengan Penciptanya

Rasa kecewa sebagai teguran dan pengingat diri

Andai waktu bisa diulang 

Sayang sekali waktu tidak bisa diulang 

Andai bisa melipat waktu 

Sayang sekali manusia harus menjalani prosesnya

 

Semua manusia butuh proses meski berbeda prosesnya

Tetaplah berjalan sesuai yang sudah digariskan berjalan di jalan sunyi 

Meski dirasa berat jangan berhenti, tetaplah berjalan meski perlahan 

Karena tali temali telah bersimpul mati 

 

ADSN1919





 Kembali

Halaman
1

Rumah Fiksi 1919
Rumah Fiksi 1919 Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

8 komentar untuk "Andai Waktu Bisa Diulang"

  1. Masa lalu + masa kini = masa depan. Semoga dengan rumus tersebut kita bisa merancang masa depan yang kita inginkan. Puisi keren. Sehat selalu mbak Din..🙂🤝

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mas Warkasa dengan rumusnya, terimakasih juga sudah mampir, salam sehat ya mas Warkasa, sehat untuk kita semua ☺️☺️🙏🙏🤝

      Hapus
  2. Masa lalu adalah guru yang tak pernah marah. Selamat pagi ananda Dinni.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali nek, kata2 nenek mantap 👍👍 suka kata2 nenek

      Hapus
  3. Puisi yg menginspirasi.

    Salam sehat selalu mbak Dinn...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam sehat kembali, terimakasih sudah mampir 🤗🤗

      Hapus
  4. Salam dari peri gigi...

    Hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Peri Gigi, senang sekali peri Gigi hadir di sini 🤗🤗

      Hapus